MENGAPA MANUSIA BERINTERAKSI
DENGAN DUNIA LUAR
DENGAN DUNIA LUAR
Dalam permulaan bab 1 di muka tlah di katakan: “Psychology studies the
individual’s activities in relation the invironment”. Mengapa manusia sebagai
individu membutuh kan dan berinteraksi dengan dunia luar/ lingkungan? Bagaimana cara manusia itu melakukan interaksi
itu? Ini lah pertanyaan yang jawaban-jawaban nya akan di uraikan dalam bab
ini,.
1. Tenaga-pendorong pada manusia
Manusia sebagai individu
hidup dalam suatu dunia yang bukan diri nya sendiri, tetapi yang mutlak di
perlukan untuk hidupnya . Tanpa dunia luar ia pasti mati. Untuk mencukupi
kebutuhan hidupannya, melangsungkan dan mengembangkan, manusia membutuhkan:
Ø Makanan
Ø Udara
Ø Juga memmerlukan
persahabatan
Ø Ilmu pengetahuan
Ø Persekutuan dan
kesusilaan
Daya yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar itu agar dapat melangsungkan dan
mengembangkan hidupnya disebut dengan dorongan nafsu (driften) yang di maksud dengan dorongan nafsu adalah kekuatan
pendorong maju yang memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari,
mencapai sesuatu yang berupa benda-benda atau pun nilai-nilai tertentu.
Dalam garis besarnya, dorongan nafsu itu
dapat di bagi menjadi tiga golongan:
a.) Dorongan naffsu mempertahankan diri : mencari
makanan ketika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar
tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.
b.) Dorongan nafsu mengembangkan diri. Dorongan ingin
tahu, melatih dan mempelajari sesuatu yang belum di ketahuinya. Pada manusia
dorongan ini lah yang menjadikan kebudayaan manusia semakin maju dan makin
tinggi.
c.) Dorongan nafsu
mempertahankan jenis : manusia atau pun hewan secra sadar maupun tidak sadar,
selalu menjaga agar jenisnya atau keturunan nya tetap berkembang dan hidup.
Ada pula yang membagi dorongan nafsu itu
menjadi 4 macam sebagai berikut :
a. Dorongan nafsu
vital (hayati).
b. Dorongan nafsu
egois,
c.
Dorongan nafsu sosial dan,
d. Dorongan nafsu
supra sosial.
Nafsu vital itu mempunya dasar
fisiologis atau biologis, sedangkan yang lainnya berdasarkan kebutuhan
psiko-fisis sekaligus, jadi dorongan nafsu yang di maksud di atas tidak harus
ada hubngan nya dengan jasmani / biologis.
4 macam dorongan tersebut di atas, tidak
berdiri sendiri-sendiri melainkan satu sama lain berhubungan erat dan satu sama
lain saling berpengaruh mempengaruhi dalam manusia sebagai individu yang bulat.
Marilah kita uraikan 4 macam dorongan nafsu tersebut di atas :
1.) Dorongan nafsu
vital : ialah daya pendorong dalam diri manusia yang di arahkan pada tercapai nya nilai-nilai atau
benda-benda yang berfaedah bagi organisme (jasad).
Jika nilai atau benda tersebut tak dapat di capai maka hidupnya tidak dapat di
langsungkan.
2.) Dorongan nafsu
egois : istilah ini jangan di kacaukan dengan istilah sehari-hari yang
berarti hasrat mementingkan diri sendiri nafsu egois ini di beri nama demikian
karena yang menjadi tujuan dari nafsu itu ialah perkembangan diri pribadi
sebagai seseorang, keinsyafan akan “kesadaran pribadi” . nafsu ini mendorong
manusia akan penghayatan akan kepercayaan pada diri sendiri, menghargai diri,
kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab.
3.) Dorongan nafsu
sosial : nafsu ini menatakan akan kebutuhan sosial / pergaulan di dalam hidup
bersama penyesuaian diri dengan dan pengabdian diri kepada masyarakat. Hidup
dorongan nafsu sosial mendorong manusia berkempul dan mengadakan kontak dengan
manusia lain, berupa persahabatan, perkawinan dan sebagai nya yang memungkinkan
hidup bermasyarakat.
4.) Dorongan nafsu
supra sosial : pada hakikat nya manusia itu berbeda dengan makhluk
yang lain dorongan nafsu ini di arah kan kepada penghayatan atas perhubungan
dengan maha kuasa, sebagai asal segala yang ada. Di sini terletak segala macam
penghayatan religious (keagamaan) yang dapat menjelma menjadi kepercayaan
terhadap salah satu agama. Hidup nafsu
ini membawa manusia kepada penyerahan diri seluruhnya, sebagai tujuan manusia
yang tinggi dan yang terakhir.
Yang menjadi dasar pembagian menjadi 4 macam
dorongan nafsu itu ialah nilai-nilai atau benda-benda yang hendak di capai (harus di capai agar dapat berkembang
kemanusiaan nya) yaitu :
Ø Apa yang di
butuh kan manusia guna mempertahan kan dan mengembangkan jasad nya: nilai-nilai
vital (hayati).
Ø Apa yang di
butuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala nilai-nilai yang
di butuhkan dan mengembangkan “aku
sebagai manusia” (sebagai individu).
Ø Apa yang di
butuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala nilai-nilai yang
mengembangkan “aku sebagai makhluk sosial”.
Ø Apa yang di
butuhkan manusia untuk dapat hidup “sebagai manusia”. Segala nilai-nilai
mengembangkan dan mempertahankan manusia sebagai makhluk yang di ciptakan oleh
Tuhan.
2. Daya-daya/ alat-alat interaksi manusia dengan dunia
luar
Manusia mengadakan interaksi
dengan dunia luar dengan menggunakan berbagai daya, yang biasa di sebut
daya-daya jiwa. Adapun daya-daya yang terpenting antara lain ialah :
Pengamatan, tanggapan, igatan, fantasi, berpikir, perasaan dan kemauan.
a.) Pengamatan
Pengamatan ialah suau daya jiwa
untuk memasukkan kesan- kesan dari luar melalui / atau dengan menggunakan alat
dria. Seperti : melihat, mendengar, mencium, meraba sesuatu dan sebagainya.
Pengamatan merupakan dasar bagi setiap pengalaman dan pengetahuan seseorang.
Fungsi pengamatan ini di sebut fungsi reseptif (menerima) dan berlaku pada masa
sekarang. Ada 4 faktor yang memungkinkan terjadinya pengamatan :Perangsang (stimulus – benda yang di amati), alat indra – otak dan perhatian.
Karena adanya perhatian maka perangsang di terima alat dria dan terus ke otak
melalui urat syaraf sensoris. Di dalam otak perangsang itu di olah dengan
bahan-bahan yang sudah ada (bahan
apersepsi) kemudian terjadi penafsiran ; perangsang itu di mengerti.
Pengamatan selalu terikat oleh waktu dan tempat, dan berlangsung di waktu yang
sekarang.
b.) Ingatan
Kesan-kesan yang tinggal
dari pengamatan di dalam diri manusia
yang berupa tanggapan-tanggapan maupun pengertian itu di simpan untuk
sewaktu-waktu di keluarkan lagi. Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan
kesan-kesan itu di sebut daya ingatan. Fungsi ingatan tidak terikat oleh waktu
dan tempat serta berhubungan dengan waktu Lampau.
c.)
Fantasi
Fantasi ialah daya jiwa untuk
menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru dengan bantuan
tanggapan-tanggapan yang sudah ada. Di dalam fungsinya daya fantasi menyertai daya
pengamatan dan daya berpikir manusia. Ada 2 pendapat yang bertentangan
terhadapa perkembangan dan gunanya fantasi itu bagi manusia.
Montessori,
seorang ahli didik italia yang mendirikan taman kanak-kanak atau casa dei bambini, berpendapat bahwa
fantasi tidak baik di kembangkan pada diri anak-anak karena menurut pendapatnya
melatih berfantasi pada anak-anak itu berarti mengajarnya berdusta.
Frobel, yang
juga sebagai ahli didik (jerman) yang mendirikan taman kanak-kanak (kindergarten) berpendapat sebaliknya :
fantasi itu perlu dan penting sekali di kembangkan pada diri anak-anak. Itu lah
sebab nyadi sekolah Frobel anak-anak di perbolehkan memilih dan menggunakan
alat-alat permainan di sekolahnya dengan bebas.
Faedah
dan keburukan fantasi bagi manusia
Gunanya fantasi bagi kita ialah :
1.
Untuk menerima, menambah dan memajukan ilmu pengetahuan.
2.
Untuk menciptakan
kesenian dan teknik.
3.
Untuk membentuk watak dan pribadi yang baik.
4. Bagi kehidupan,
fantasi memungkinkan kita menghindarkan diri dari kesusahan dan kesulitan
hidup, memunculkan cita-cita dan perasaan yang luhur, dengan singkat dengan
adanya fantasi maka kebudayaan manusia semakin berkembang dan maju.
Keburukan
1.
Dapat menyebabkan orang meninggalkan realitas, kemudian
menjadi pengelamun, menjadi apatis, takut menghadapi kesukaran dan kepahitan
hidup.
2.
Dapat menimbulkan pikiran dan perasaan yang rendah, yang
bersifat asusila dan asocial.
3.
Dapat menimbulkan perasaan takut dan takhyul yang
merugikan bagi diri seseorang.
Bagi kita fantasi perlu di embangkan
asalkan kea rah yang baik dan berguna bagi diri sendiri maupun bagi kepentingan
masyarakat.
D. Perasaan
Di banding dengan daya-daya
/ alat-alat interaksi yang lain yang telah di bicarakan, perasaan merupakan
daya yang sangat penting. Ia lebih mencerminkan kpribadian seseorang dalam
interaksinya dengan dunia luar, karena sifatnya lebih subyektif lebih khas atau
unik. Perasaan adalah gema psikis yang biasanya selalu menyertai setiap
pengalaman dan setiap daya-daya psikis yang lain. Perasaan itu biasanya berwujud senang atau pun tidak senang,
gembira atau sedih, simpati atau anti-pati, suka atau benci dan lain-lain.
Intensitas
perasaan : kuat lemah nya perasaan yang di hayati seseorang tidak sama dengan
orang lain meskipun mungkin obyek nya sama. Perasaan selalu berubah-ubah
intensitasnya, kadang-kadang menjadi kuat, kadang-kadang menjadi lemah. Hal ini
tergantung kepada / di pengaruhi keadaan jasmani dan rohani kita dan bagaimana
situasi yang kita hadapi. Jika suatu perasaan pada seseorang menjadi sangat
kuat dalam psikologi di sebut “Afek”. Jadi afek ialah suatu perasaan yang
sangat kuat / hebat timbulnya hanya sebentar dan biasanya di sertai oleh
gejala-gejala jasmaniah yang hebat pula.
Wundt membedakan afek itu menjadi 3
golongan, yaitu :
1.) Afek yang di
sertai perasaan senang atau tidak senang.
2.) Afek yang
menggiatkan atau melemahkan daya-daya jiwa.
3.) Afek yang penuh
dengan ketegangan jiwa dan kebalikannya.
Kant membedakan sebagai berikut :
Ø Afek stenis,
ialah yang dapat menimbulkan kekuatan dan menghebatkan perbuatan-perbuatan
seseorang, misalnya. Orang yang marah sekali.
Ø Afek astenis,
yang membawa perasaan kehilangan kekuatan pada diri seseorang, misalnya orang
yang sangat sedih.
Jenis-jenis perasaan :
Sebenarnya semua perasaan
itu selau bersangkut paut satu sama lain. Juga pembagian kedalam “perasaan
jasmani” dan “perasaan rohani” sebenar
nya tidak tepat pula. jasmani dan rohani yang bertindak dan mereaksi dengan
keseluruhan pribadinya.
1.)
Perasaan intelek: ialah
perasaan-perasaan yang kita hayati bila kita memperoleh pengetahuan tentang
sesuatu. Kita merasa senang : bila kita dapat mempelajari dan mengerti sesuatu,
dan merasa tidak senang apabila tidak dapat menyelesaikan atau memecahkan
sesuatu sesuatu yang ingin kita ketahui.
2.)
Perasaan estetis
( keindahan ) : ialah perasaan yang kita hayati di waktu kita
berpendapat bahwa sesuatu itu bagus atau jelek, indah atau tidak. Sesuatu norma
/ ukuran yang ada pada diri seseorang untuk menilai sesuatu itu bagus atau jelek,
indah atau tidak, di sebut Cita Rasa.
3.)
Perasaan etis
(kesusilaan) : ialah perasaan yang kita hayati di waktu menilai
sesuatu itu baik atau buruk, dalam arti susila. Norma atau ukuran untuk menilai
baik buruk nya sesuatu di sebut kata hati.
4.) Perasaan sosial (kemasyarakatan) : Perasaan yang menyertai pendapat seseorang
tentang orang lain dan pengalaman-pengalaman seseorang dengan orang lain.
Perasaan-perasaan sosial dapat berupa benci, cinta,kasih sayang simpati,
antipati, perasaan solider, cinta tanah air dan sebagainya. Jelaslah pula bahwa
perasaan sosial itu ada yang positif dan ada pula yang negative.
5.) Perasaan religious (keagamaan) : ialah perasaan yang kita hayati di waktu kita
merasa diri bersatu dengan alam semesta
sedang menghadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
6.) Perasaan harga diri : ialah
perasaan yang kita hayati di waktu kita menilai tinggi rendahnya diri kita
terhadap orang lain di dalam pergaulan sehari-hari.
sangat membantu sekali...
BalasHapusterima kasih... :)
terimakasih... sangat membantuu
BalasHapus